Jakarta – Sejalan dengan cita-cita mewujudkan birokrasi berkelas dunia dan pelayanan publik yang kompetitif, transformasi birokrasi menjadi pilar menuju cita-cita tersebut. Namun, transformasi organisasi pada saat ini dirasa masih sangat silo dan rigid bahkan jabatan diatur sedemikian rigid-nya pada jabatan fungsional. Hal tersebut dikemukakan oleh Deputi Bidang SDM Aparatur, Kementerian PAN dan RB, Alex Denni saat memberikan pengantar pada Kick off Meeting Penyiapan Dukungan Infrastruktur Kebijakan dan Rebranding Program Sekolah Kader yang dilaksanakan secara daring, Kamis (17/2).
“Kemudian budaya kerja dan employee branding, penting pada saat membuat konsep branding-nya seperti apa agar sesuai dengan employee branding yang kita buat. Oleh karena itu, ada 6 strategi yang bisa dilakukan termasuk arsitektur human capital yang solid,” tambahnya.
Adapun keenam strategi yang dicanangkan yaitu: 1. Penguatan budaya kerja dan employee branding; 2. Percepatan peningkatan kapasitas SDM aparatur; 3. Peningkatan kinerja dengan sistem penghargaan; 4. Pengembangan talenta dan karir; 5. Percepatan transformasi digital; dan 6. Perancangan jabatan, perencanaan dan pengadaan.
Dalam kesempatan tersebut, Alex juga mengemukakan pentingnya peran Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk menyiapkan dukungan infrastruktur kebijakan dan rebranding sekolah kader ke dalam program ASN Global 100. LAN diharapkan mampu mempersiapkan sistem pembelajaran yang terintegrasi.
“Yang disebut dengan integrated learning ialah mengintegrasikan learning dengan kerja, learning dengan talent management, sistem reward dan sistem rekrutmen serta mengintegrasikan learning dengan kementerian, Lembaga, daerah. Tersentralisasi, misalnya leadership di LAN, digitalisasi di Kominfo,” jelasnya.
Terdapat beberapa terobosan yang saat ini sedang dikaji dan dipersiapkan. Diantaranya ASN Learning Wallet, ASN Daily Quiz, ASN Collaborative Learning dan ASN Digital Platform.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Aparatur Negara, Kementerian Bappenas, Prahesti Pandanwangi pun mengamini bahwa berbagai penyesuaian memang dirasa perlu dilakukan. Prahesti pun menyambut baik gagasan tersebut.
“Sekolah Kader atau ASN Global 100 ini kan sudah clear. Kalau ini sudah dilakukan, inilah yang dimaksud dengan manajemen talenta nasional sebenar-benarnya. Jadi kita sudah buat track dan visioning untuk mereka,” ujarnya.
Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, LAN, Muhammad Taufiq pun mengemukakan bahwa LAN mendukung upaya transformasi yang akan dilakukan. Taufiq juga menekankan pentingnya dukungan ekosistem pembelajarannya agar program ini dapat berjalan sustainable.
“Kita memang harus memetakan apa saja kebutuhan-kebutuhan kebijakan yang harus kita adaptasi agar berjalan secara sustainable,” tegasnya.