SAMARINDA – Saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi tantangan yang berlapis-lapis. Lapisan pertama berada di tingkat global, dimana dunia berubah semakin cepat, sehingga tidak perlu menunggu puluhan bahkan ratusan tahun untuk melihat sebuah perubahan. Berkat teknologi informasi yang berkembang semakin pesat, perubahan bisa kita saksikan dengan sangat cepat, dan dunia seakan ingin semakin bergegas untuk cepat sampai ke kesejahteraan. Di lapis kedua, berada pada tingkat nasional. Data-data kemiskinan yang dirilis BPS menunjukkan bahwa di era pandemi ini semakin meningkat. Peningkatan kemiskinan ini tentu saja berdampak pada kelaparan, aspek pendidikan, dan juga Kesehatan. Kemudian di level terakhir dalam konteks ini adalah dimana Provinsi Kalimantan Timur akan menjadi Ibu Kota Negara yang baru, yang tentu saja tidak menjadi tantangan tersendiri bagi 33 provinsi lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN RI, Basseng saat melepas secara resmi Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan III Tahun 2021, di Ruang Auditorium Puslatbang KDOD LAN, Jum’at (29/10).
Basseng menyampaikan bahwa untuk menghadapi ketiga tantangan tersebut, sebagai seorang ASN dan terlebih lagi seorang pemimipin, kita juga harus memiliki kemampuan untuk berfikir secara cepat. Pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat pun juga harus dilakukan dengan cepat.
“Tantangan dalam menghadapi IKN yang baru di Provinsi Kaltim, saya rasa menjadi tantangan terbesar dan kontekstual untuk anda semua. Bagaimana anda semua bisa berjalan dengan kepala tegak ketika ditanya apa kontribusi anda terhadap IKN. Oleh karena itu, dibutuhkan institusi dan kelembagaan yang baik, dan bisnis proses yang sistematis, yang bisa diwujudkan melalui kompetensi dan perubahan yang anda berikan”, jelas Basseng.
“LAN juga menaruh perhatian terhadap jabatan eselon III, dan kami tidak menghilangkan PKA ini meskipun ada kebijakan delayering karena orkestrasi institusi yang ada di negara kita. Posisi eselon III sangat strategis karena terletak di tengah-tengah antara eselon II dan IV. Karenanya, kompetensi eselon III harus mumpuni. Saya yakin, anda semua mampu menjadi middle manager yang handal, yang mampu melaksanakan tugas-tugas professional, tugas manajerial, perencanaan, pengorgansiasian, implementing, evaluasi, dan lain sebagainya” terang Basseng lagi.
Menurut Basseng, seluruh alumni pelatihan yang dihasilkan di era pandemi, memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada pelatihan yang dilakukan secara klasikal atau normal. Situasi dan kondisi yang tiba-tiba berubah, yang membuat peserta ditempa dengan cara belajar yang baru, berita-berita pandemi yang ada, menjadikan para peserta menjadi lebih tangguh. “Tanpa semangat belajar yang tinggi dari anda sebagai peserta, pembelajaran dengan situasi baru seperti ini tentunya tidak akan tuntas” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Puslatbang KDOD LAN Mariman Darto dalam laporannya menyatakan bahwa 40 orang peserta PKA Angkatan III Tahun 2021 yang berasal dari Pemkot Samarinda, Pemkot Balikpapan, Pemkot Bontang, Pemkot Tarakan, Pemkab Kutai Timur, Pemkab Bulungan, Pemkab Sanggau, dan Pemkab Kutai Kartanegara ini dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat kelulusan. Adapun tiga peserta yang mendapatkan peringkat I, II, dan III adalah sebagai berikut :
1. Peringkat I : Syahruddin, SE., M.A., M.Eng dari Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Bontang;
2. Peringkat II : Aji Yuli Midriani, S.Sos dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara;
3. Peringkat III : Muhammad Hakim, S.Sos dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara blended, dimana salah satu peserta yang sakit dan tidak bisa mengikuti seremonial pelepasan ini secara klasikal, hadir secara virtual melalui aplikasi Zoom meeting. Begitu pula dengan tamu undangan yang tidak bisa hadir secara langsung, juga mengikuti acara ini secara virtual. (ler/ler)