Jakarta – Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia, keberadaannya tidak dapat dihindari dan harus dikelola secara baik, pengelolaan sampah yang tidak saniter dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan dan dampak jangka panjang. Menyikapi hal tersebut perlu adanya kepedulian masyarakat terhadap sampah yang dapat dimulai dari lingkungan sekitar kita. Hal itu disampaikan Sekretaris Utama LAN, Dra. Reny Suzana, MPPM dalam pembukaan Webinar yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) LAN dengan tema “Meningkatkan Kepedulian terhadap Lingkungan, Bahagia dengan Minim Sampah” melalui zoom meeting, Rabu (27/1).
“Banyaknya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, sebagian besar disebabkan oleh perilaku yang kurang peduli terhadap sampah. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang memproduksi 175 ribu ton sampah per harinya atau sekitar 64 juta ton pertahun. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, akan berdampak pada permasalahan yang lebih besar lagi terutama pada kelangsungan manusia dan spesies makhluk hidup” tambah Reni Suzana.
Untuk itu, Sekretaris Utama LAN mengajak peserta webinar merubah perilaku dan berkontribusi nyata dalam upaya meminimalisir sampah. Terutama dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar, baik di kantor maupun di tempat tinggal. “Saya berharap webinar ini dapat memberikan edukasi bagaimana cara kita berkontribusi secara langsung dalam upaya mengurangi produksi sampah” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua DWP LAN, Titin Resmiatin, SS., MAP dalam sambutannya menceritakan pengalamannya saat mengikuti pelatihan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh DWP Kementerian LHK. Cukup banyak ilmu yang didapat selama tiga bulan pelatihan. Dimulai dari meminimalisir penggunaan sampah rumah tangga, memilih sampah organic dan anorganic, serta mengelola sampah rumah tangga menjadi sebuah karya yang kreatif.
“Latar belakang tersebutlah yang mengilhami diselenggarakannya Webinar ini, agar seluruh anggota DWP LAN serta pegawai di lingkungan LAN dapat berkontribusi dalam mengurangi sampah yang diproduksi di lingkungan perkantoran,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Widyaiswara LAN yang juga sebagai narasumber webinar ini, Ajriani Munthe Salak, SS., M.Ed mengatakan LAN telah berpartisipasi aktif dalam upaya mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari penyelenggaraan pelatihan Pro Hijau yang diselenggarakan oleh LAN yang bekerjasama dengan Global Green Growth Institute (GGGI). Pelatihan ini yang merupakan sebuah pelatihan yang mengimplementasikan perwujudan pembangunan berkelanjutan dan inklusif dengan mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dan pertumbuhan ekonomi hijau.
“Dalam pelatihan model pro hijau mencakup 3 aspek yaitu aspek Ramah Insani dengan mengembangkan kompetensi yang mengedepankan aspek manusia baik sebagai pemberi pelayanan maupun penerima manfaat pelayanan, disamping itu terdapat aspek Ramah Lingkungan yang memberikan kepedulian efek lingkungan serta dampak sumber daya dan terakhir ialah aspek Ramah Teknologi dalam upaya pemanfaatan teknologi untuk menerapkan pelayanan yang cepat, transparan dan efisien” tambahnya.
Melalui pelatihan pro hijau tersebut, diharapkan ASN dapat berkontribusi langsung dalam upaya mengurangi sampah, membangun pertumbuhan berkelanjutan dengan memperhatikan perubahan iklim dan dampak lingkungan, serta menjadi duta dalam upaya memberikan edukasi serta pembelajaran bagi masyarakat akan kepedulian terhadap sampah.
Dalam kesempatan yang sama, aktivis lingkungan yang juga menjadi narasumber kedua webinar ini, Shanty Syahril memperkenalkan gerakan Zero Waste atau Nol Sampah, gerakan ini merupakan perubahan gaya hidup yang minim sampah bahkan nol sampah, demi mendorong siklus sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali.
“Intinya zero waste menantang kita semua untuk mengevaluasi gaya hidup kita dan melihat bagaimana sesuatu yang kita konsumsi bisa berdampak negatif terhadap lingkungan” tegasnya.
Ia menambahkan Bea Johnson dalam Zero Waste Home mempopulerkan 5 R ini: “Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot” atau di dalam bahasa indonesia “Menolak, Mengurangi, Menggunakan Kembali, Daur Ulang, Membusukkan.”. 5R ini menjadi pegangan untuk mengarah kepada gaya hidup tanpa limbah sehingga dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana.
“Lima paradigma zero waste adalah dimulai dari diri sendiri, perencanaan sumber daya yang cermat dengan tidak menghasilkan sampah, kreatifitas menggunakan sumber daya yang ada untuk mengurangi sampah, kemudian melakukan refleksi dan evaluasi terhadap sampah yang telah kita produksi dan terakhir menularkan teladan baik kepada orang lain.”ungkapnya
Melalui gerakan ini ia berharap, kedepannya Indonesia dapat mengurangi produksi sampah dan Indonesia tidak lagi menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia. (humas)