Menu Close

Dukung Target dan Sasaran Asta Cita Pemerintah, LAN Lakukan Perubahan Transformasional Kebijakan Pengembangan Kompetensi

Jakarta – Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai Instansi yang bertanggungjawab dalam penyusunan kebijakan pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) terus melakukan penyesuaian-penyesuaian konten dan substansi pelatihan secara kontinu dan adaptif, khususnya terhadap pelatihan manajerial yang dibutuhkan oleh setiap ASN dalam menjawab tantangan perubahan yang semakin cepat di era disruptif. Dalam pengembangan kompetensi (bangkom) itu sendiri, LAN telah mempersiapkan sejumlah penyesuaian yang cukup transformasional baik yang sifatnya taktis maupun strategis guna mendukung target dan sasaran Asta Cita sebagai tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hal ini diungkapkan Kepala LAN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA saat memberikan sambutan dalam Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengembangan Kompetensi Tahun 2025, yang diselenggarakan secara blended di Aula Prof. Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN, Jalan Veteran No 10,  Senin (20/1).

Muhammad Taufiq menjelaskan, kedepannya produk pembelajaran pelatihan manajerial baik aksi perubahan maupun proyek perubahan akan difokuskan pada Asta Cita yang meliputi responsivitas birokrasi, reformasi pelayanan publik, pelayanan berbasis teknologi, efektivitas alokasi anggaran, pengelolaan ASN, pemberantasan korupsi dan kebocoran anggaran, percepatan implementasi kebijakan serta penguatan kolaborasi dan koordinasi antara lembaga pemerintah. “Harapannya dengan produk-produk pembelajaran tersebut akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat serta pembangunan secara nasional” ujarnya.

Lebih jauh Muhammad Taufiq menambahkan, beberapa perubahan lain yang bersifat taktis diantaranya pedoman penyelenggaraan pelatihan struktural kepemimpinan, pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil  (latsar CPNS), pelaksanaan pembelajaran lapangan seperti studi lapangan (stula), Visitasi Kepemimpinan Nasional, dan benchmarking, selain itu juga pedoman pelatihan penyamaan persepsi calon fasilitator serta arah kebijakan Corporate University (Corpu).

“Selain yang sifatnya taktis, beberapa perubahan yang sifatnya strategis antara lain, perubahan paradigma ego-system menjadi Eco-system, dimana seluruh instansi pemerintah berkolaborasi dalam memberikan pembelajaran bangkom yang mudah diakses oleh ASN secara gratis, kemudian mendorong seluruh instansi pemerintah untuk mengintegrasikan bangkom melalui wadah corporate university, mengembangkan pembelajaran berbasis digital dan penggunaan Artificial intelligence (AI),” tutupnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, Dr. Tr. Erna Irawaty, M.Pol. Adm dalam kesempatan tersebut menjelaskan beberapa perubahan dan penyesuaian kebijakan bangkom ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kontribusi produk pembelajaran pelatihan struktural kepemimpinan untuk mendukung Asta Cita, selain itu juga mengupayakan efektivitas alokasi anggaran untuk perjalanan dinas sesuai dengan arahan Presiden beberapa waktu lalu.

Erna Irawaty mencontohkan, pada penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan (PKN) Tingkat I terdapat agenda pembelajaran baru yang disebut Leadership Signature yang akan mengantarkan peserta untuk melakukan pemetaan terhadap sikap perilaku dan strategi pengembangan potensi diri, sementara itu untuk outdoor learning experience (OLE) akan difokuskan pada pembelajaran pada lokasi sumber masalah yang dekat dengan masyarakat. Sementara itu untuk Visitasi Kepemimpinan Nasional pada PKN Tingkat II dilakukan dengan mengedepankan prinsip efektivitas dan efisiensi dan dilaksanakan di tempat kedudukan lembaga diklat.

“Sementara itu dalam proses penyelenggaraan pelatihan PKN tingkat I dan II setiap lembaga pelatihan wajib menyediakan platform artificial intellegence (AI) yang bertujuan untuk menjawab tantangan kemajuan dan pemanfaatan AI dalam birokrasi dalam hal ini LAN telah bekerjasama dengan microsoft untuk penyediaan microsoft co-pilot secara gratis oleh setiap peserta, beberapa hal lain yang bersifat teknis akan dijelaskan lebih detail dalam kegiatan rakornas pengembangan kompetensi mendatang,” tambahnya. 

Harapannya, setiap lembaga penyelenggara pelatihan dapat segera menyesuaikan kebijakan baru dalam pelatihan – pelatihan tersebut agar dapat melakukan perbaikan kualitas dan kapasitas secara berkelanjutan sehingga pembelajaran lebih inovatif dan bervariatif serta mampu menjawab tantangan kedepannya.

Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh seluruh lembaga pelatihan di Indonesia, baik yang hadir secara daring maupun luring.

Skip to content