Bandung – Tepat dipenghujung tahun 2024, pada hari Selasa tanggal 31 Desember, Politeknik STIA LAN Bandung mendapat kunjungan 2 orang profesor dari Myongji University, yaitu Prof. Yonsun Lee dan Prof. Hye Kyoung Lee dari Department of Law and Public Administration. Kunjungan disambut hangat oleh Direktur Politeknik STIA LAN Bandung, Dr. Muhamad Nur Afandi, S.Pd., M.T., didampingi oleh Wakil Direktur I Dr. Teni Lestiani, S.E., M.M. dan Wakil Direktur II Ati Rahmawati, SE, M.E., disertai para Kaprodi dan perwakilan Senat dan Dosen Politeknik STIA LAN Bandung. Kunjungan dilanjutkan dengan diskusi terbatas mengambil tema “The Challenge of Future Governance in South Korea”. Diskusi terbatas diawali dengan paparan dari Prof. Yonsun Lee menjelaskan tentang bagaimana peran universitas dalam membantu para mahasiswa serta masyarakat dengan membuat grad disain yang memuat ide-ide gagasan yang sederhana dan simple tapi membawa dampak besar pada pembangunan. Karena pemerintah tidak bisa berjalan sendiri-sendiri harus melibatkan universitas dan pihak ketiga yaitu dunia industri agar pembanguan bisa bersinergi. Prof Yonsun Lee berbicara terkait dua poin yaitu pertama agar tidak terlalu corded ide-ide grand desin bisa dimulai dari pemerintah lokal (local government) dalam membangun masyarakat. Yang kedua bagiamana memperbaiki pelayanan publik (public service) dengan menganalogikan bagaiamana restoran melakukan pelayanan pada pelanggan dengan cara memperbaharui produk, merchadise serta pelayanan yang convinent agar bisa menarik minat pelanggan untuk makan di restorant. Pelayanan publik yang dilakukan pemerintah juga bisa diperbaiki dengan cara memperbaik costumer service yang excellent agar pelayanan dapat memuaskan masyarakat. Di korea, sedang giat giatnya membangun pelayanan berbasis kepuasan pelanggan (costumer service statisfaction).
Diskusi dilanjutkan dengan presentasi dari Prof. Hye Kyoung Lee memamparkan terkait bagiamana peran universitas sebagai centre of the community. Pemerintah Korea mengahadapi berbagai tantangan termasuk awareness (kesadaran) yang kurang dari masyarakat serta bagaimana pemerintah Korea yang merupakan negara yang menghadapi berbagai macam bencana baik bencana alam (natural disaster), human disaster serta ancaman dari luar negeri dengan cara membangun safety policy (kebijakan keamanan). Prof. Hye Kyoung Lee mengatakan bahwa meskipun sejak tahun 70an Korea telah membangun safety policy namun tetap Korea menghadapi tantangan yang begitu besar dari berbagai bencana yang dihadapi termasuk kejadian kecelakaan pesawat terbang yang baru-baru ini terjadi di Korea. Meskipun kecelakaan selalu terjadi, Pemerintah Korea berfokus untuk membangun sistem kebijakan keamanan (safety policy) yang lebih baik lagi di masa yang akan datang dengan membangun airport yang convinient nyaman dan aman bagi masyarakat.
Disela-sela diskusi para dosen Politeknik STIA LAN juga tertarik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait konten safety policy, bagaimana tantangan pemerintah dalam membangun safety policy, bagaimana peran universitas dalam membangun artificial intelegent (AI) serta bagimana peran pemerintah Korea dan universitas dalam membangun nation and charater building serta serta pencegahan atau anti korupsi. Baik Prof. Yonsun Lee dan Prof. Hye Kyong Lee menjelaskan secara gamblang bagaiamana pemerintah Korea bekerja keras dalam membangun safety policy dalam bentuk regulasi dan peraturan perundangan yang luas dan kompleks, bagiaman peran univeritas dalam membangun AI serta bagaimana membangun national identity sebagi orang Korea yang memiliki kesamaan nilai dan budaya menjadi satu bangsa merupakan modal besar bagi upaya membangun karakter bangsa. Upaya tersebut harus dilakukan dan dimulai dari para top level elit agar bangga menjadi orang korea dan jika upaya ini dimulai dari kelompok top level elite maka akan diikuti oleh seluruh orang Korea dalam membangun identitas dan budaya bangsa Korea yang kuat dan maju.